November 13, 2010

Bulan Madu Gratis Pengungsi Merapi

Magelang - Sepasang pengantin baru mendapat fasilitas bulan madu gratis dari Pemerintah kota Magelang. Angga Kurniawan (20) dan
Resika Kurniawati (18) bulan madu selama tiga hari di Hotel Citra
yang dikelola pihak SMK Negeri 3 Kota Magelang. >>Baca disini seru

Pemerintah kota setempat berupaya memberikan layanan terbaik
kepada pengungsi Gunung Merapi yang ditampung di beberapa tempat di kota itu, termasuk
membantu mereka yang hendak menikah.
"Semula kami menangkap kebingungan calon pengantin itu yang telah menyiapkan pernikahan mereka,
tetapi kemudian terjadi letusan Gunung Merapi," kata Wakil Wali Kota Magelang, Djoko Prasetyo.
Selain itu, pemerintah kota juga membantu menguruskan surat menumpang pernikahan mereka di 
KUA Kecamatan Magelang Utara, penghulu, petugas khotbah nikah, hiburan musik, 
kamar pengantin, dan perias.
Kedua mempelai adalah pengungsi warga Gunung Merapi di Kabupaten Magelang. Meraka juga 
menikah di lokasi penampungan pengungsi Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang, Kota Magelang, 
Jawa Tengah, Jumat (12/11).

Mereka menikah dengan saksi antara lain Wakil Wali Kota Magelang Djoko Prasetyo dan Pelaksana
Tugas Sekretaris Daerah Kota Magelang Azis Agus Suryanto dengan penghulu Kepala Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Magelang Utara, Sunaryanto.
Wali pengantin laki-laki bernama Syaiful, seorang relawan pengungsian Merapi yang bertugas
di gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang. Mempelai laki-laki mengenakan pakaian warna hitam
dan peci sedangkan pengantin perempuan mengenakan pakaian warna kuning keemasan.

Sekitar 700 pengungsi Merapi yang menempati gedung itu menyaksikan prosesi pernikahan tersebut.
Angga warga Dusun Tanen, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, 
sedangkan Resika warga Dusun Petung, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
"Kami berpacaran sejak Maret 2010 lalu, sebenarnya kami dan keluarga sudah merencanakan 
pernikahan 15 November 2010 di Wates, tetapi terpaksa kami ubah menjadi hari ini (12/11) 
karena letusan Merapi," kata Angga.

Angga bekerja sebagai buruh tani di desanya yang berjarak sekitar tujuh kilometer barat 
Gunung Merapi, sedangkan Resika bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik di Desa Soka, 
Kecamatan Dukun.
Sejak kecil Angga tinggal bersama neneknya Pariyah yang kini mengungsi di SMA Van Lith Muntilan. 
Pariyah tidak bisa datang ke pernikahan itu karena tidak ada kendaraan penjemput, sedangkan 
ayahnya Syaiful, telah meninggal dunia sejak beberapa tahun lalu dan ibunya tinggal di Surabaya, 
Jawa Timur. Orang tua Resika yakni Ngadiman dengan Rakinah hadir pada pernikahan itu 
karena juga sesama pengungsi Merapi di Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar